Keringat kami bercucuran. Bokepindo Kami berciuman lama sekali. Kata-kata Santi mulai membawaku melayang terbang. Aku nyaris kehilangan kata-kata. Dia melumat-lumat bibirku sambil sesekali menggigitku. Lain kali saja aku ke tokonya lagi. Aku pun ikut memacu lebih cepat. Tapi kamu akan rugi kalau tidak beli di tokoku..” bisiknya.Santi mendekatkan tubuhnya merapat ke tubuhku. Payudaranya coklat sesuai dengan warna kulitnya. Membuat saraf-saraf Santi berdebar menanti kejutan dan siksaan nikmat yang kuberikan. Srr..“Achh..” santi mengerang hebat.Dia terangsang dengan perbuatanku. “Enak aja, kamu yang beruntung dapat cewek lagi horny!” Santi mulai kelihatan aslinya. Payudaranya coklat sesuai dengan warna kulitnya. Dia mungkin sedang horny berat. Aku menyemprotkan cairan semen ke mulutnya. Payudara adalah bagian tubuh yang sensitif. After orgasm service. Nafasnya terengah-engah. “Oh ya, Boy. Tidak bosan-bosan dia melumatku. Aku belum sampai! Ternyata Santi sudah bersuami dan suaminya sudah beberapa hari sakit sehingga tidak bisa diajak bercinta. Aku Santi. Aku datang masih cukup pagi, sekitar pukul 09.30. Membuatnya nikmat dengan jilatanku yang dahsyat. Rambutku aku beri gel secukupnya untuk menjaga penampilanku. Dia mulai siaga merasa akan ada pertempuran. Ingin segera kuraih payudaranya dan kuhisap. Lain kali saja aku ke tokonya lagi. “Enak aja, kamu yang beruntung dapat cewek lagi horny!” Santi mulai kelihatan aslinya.
