It’s been a while since Zaawaadi’s shot with Vince Karter, and she’s excited to get to play with that dick again! On the way to set, this curvy babe talks about her favorite way to get over any pre-scene nervousness: masturbating till she’s horny. Bokep indo In fact, she brought a dildo just in case! Vince can’t wait to get his hands on her perfect big ass when Zaawaadi comes in to say hi to him in the shower, and soon she’s sucking his cock in a little preview, till the director has to tell them to save it for the scene. Don’t worry, these two still have plenty of chemistry when Zaawaadi joins Vince on the bed and gets that big cock and a hot load in her pussy like she wants!
Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Nia yang merah. Hen.. “Terima kasih ya Hen,” ucap Mbak Nia sambil masuk rumah. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. “Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-pa.” “Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Nia. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. “Oh, Mbak ini nikmatnya.. Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. “Kenapa Mbak, pintunya macet..” “Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya.” jawab Mbak Nia. Aku mencium dan menjilatinya. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Nia tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. ah.. lebih keras Hen…” “Mbak Nia.. “Sudah terlambat, Mbak Nia tidak bekerja.” “Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..” Kemudian Mbak Nia pergi ke kamar mandi.
