“Pokoknya bagus” jawabku sambil kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mbak Nida , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya.Mbak Nida hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mumpung filmnya belum masuk ke bagian “intinya”.Pintu kamar tetanggaku itupun kembali ditutup, aku bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilakukan Mbak Nida.Setelah di kamarku. Iseng aku memanjat dinding tembok pembatas kamarku, mau “melihat” tetangga sebelahku. Bokepindo Sesaat setelah orgasme Mbak Nida yang kelima akupun ejakulasi. Kemudian serta merta ia memeluk Mbak Nida. “Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa” kataku sambil menunjukkan bungkusan Vcd itu. Aku tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya mengentot tampaknya akan terpenuhi.Tak lama, Mas Arif melepas pelukannya dan Mbak Nidapun mulai melepas celananya. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela, Tampak Mas Arif berdiri menunggu. Kulihat Mbak Nida memelorotkan celana dalamnya hanya sampai sebatas paha. Akupun mengincar kelentit Mbak Nida yang tersembul ke luar dari bagian atas pepeknya.Langsung aku kulum kelentit itu di dalam mulutku,“Elmm…..mmmm…….emmmm” dan lidahku menari-nari di atasnya, terkadang kugigit pelan-pelan berkali-kali,
“Akhh….ooohhhh……aaahhhhh” suara Mbak Nida mendesah kuat tanda terangsang.Jemari tanganku semakin kuper-cepat menusuk pepek Mbak Nida dan lidahku makin menggila menari-nari di atas kelentitnya yang berwarna merah jambu itu.Perlahan kubimbing Mbak Nida mencapai puncaknya,
>