Lututku jadi lemah, aku berdiri agak terhuyung. Payudaranya yang berayun liar, dan memantul dari satu sama lain dengan suara menampar yang musik ke telinga saya. Bokepindo “Di sana!”Aku terus memompa penisku masuk dan keluar dari liang basah itu, sambil memijat klitorisnya yang bengkak dan keras dengan vibrator. Aku maju, dan membuka salah satu ventilasi. Dia menyalakan, mengisap dalam-dalam, dan menaruh pak rokoknya kembali tas. “Sangat!”
“Di mana kamu?” suara bertanya. “Kau baik-baik saja?”
Seperti yang kulihat, kelopak matanya berkedip, sekali … Dua kali … Saat ia mulai fokus, kehilangan bayangan berkaca-kacanya. “Ya, dan kemudian …?”
“Kami berantem berat. Benih sperma mengalir dari bibirnya ke dagunya dan menetes ke payudaranya. “Jemput besok ditempat ngedrop,” kata sms itu. Kubuka mulut, dan menangkap pentil susu kirinya dalam mulutku. Yanti tak bilang apa-apa, tapi dia berhenti menggerakkan vaginanya pada penisku, dan pasti dia malu. “Paling cuma setengahnya dari kepinginnya dia ketemu aku!”
Aku tertawa terbahak-bahak. Bintik-bintik dan noda basah di seluruh seprai, dan pasti perlu dicuci. Ohhhh … Biarin aku keluar, biarin aku keluar!”
Pinggulnya telah goyang sendiri. “Ya, dan kemudian …?”
“Kami berantem berat. Dasar pacar bajingan, dan manajernya bilang ama akunya untuk balik setelah Yanti lahirin bayi.
