Wuih, kok rasanya begini. Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Bokepindo Aku nggak tahan Mass… kayak kebelet pipis mas..” rintih Maya.Tak aku hiraukan rintihan itu. Kami terpaksa duduk di ranjang yang cuman satu-satunya di kamar itu. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Maya telah basah.“Maya kencing di celana ya Mass?”
“Bukan sayang, ini bukan kencing. Habisnya udah lima bulan pacaran, masak Rere hanya ngasih sun pipi doang. Putar… putar.. Asyik… pasti deh dia mau. Kalau gitu aku boleh…“Mas Andra mau ngesun Maya, Maya nurut aja yah…” bisikku ke telinga MayaTanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. kuusap memutar pentel bengkak itu.“Auh…Mass.. Nggak tahu, entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik, Maya datang menghampiriku.“Lagi nggak ngapel nih, Mas Andra?” sapanya ramah (perlu diketahui kalau Maya memang orangnya ramah banget)
“Ngapel sama siapa, May?” jawabku sambil terus memainkan Sialannya Cokelat. Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Maya.“Engh.. Kemudian aku jejalkan ke pangkal selakangan yang membuka itu.“Tahan ya sayang…engh..”
“Aduh… sakiiit mass…”
“Egh… rileks aja….”
“Mas… aah!!!” Maya menjambak rambutku dengan liar.Slup… batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Maya yang masih sempit.
>