Kurasakan dadanya begitu sekal dan kenyal.. Bokepindo ushh..” Mbak Narsih semakin liar menggumam tak karuan saat kukorek-korek liang kemaluannya dengan jariku. Dari perutnya yang sudah agak gendut sedikit tanganku bergeser turun dan tersentuhlah gumpalan rambut pekat di selangkangan Mbak Narsih.“Terushh.. Dik..” bisik Mbak Narsih dengan napas yang juga sudah mulai memburu.Aku dengan terpaksa (karena gak kuat menahan napsu..) mulai menggerakkan tanganku dan meraba-raba dada Mbak Narsih dari luar gaunnya.. Mbaak.. Suara beradunya pantat Mbak Narsih dengan tulang kemaluanku semakin keras bercampur dengan deru dengusan napas dan rintihan kami. Setelah basa-basi sejenak dengan tetangga kanan-kiri kami pun rebahan sambil berpelukan dalam gelap di tempat terbuka lagi.Aku yang masih lugu tak tahu harus berbuat apa. Setelah puas bermain-main dengan pantatnya, tanganku mulai menyabun tubuh Mbak Narsih bagian depan. tadi Mbak nggedor-nggedor”, katanya.“Habis perut Mbak udah mulas dan di rumah nggak ada air.. Aku diam saja pura-pura tertidur.. Ha.. pokoknya campur aduk deh.. Tangannya mengusap leherku terus ke bawah dan beberapa saat memainkan jarinya di kedua tetekku bergantian. Mbak Sum yang semula hanya memeluk, perlahan-lahan mulai mengelus dadaku salah satu pahanya ditumpangkannya di atas pahaku.
