croot.. Bokepindo Saya meraihnya dan duduk sejenak di sofa melepas lelah. terima kasih atas waktunya.” Katanya sambil mengulurkan tangan. Aku jadi semakin bernafsu melihat gelagat malu-malunya. Setelah itu, air maninya kugunakan untuk melumuri penisku. Sebenarnya aku sudah memberitahukan Brian sebelumnya kalau pasien yang satu ini agak lain dari biasanya., jadi dia mencoba melakukan pendekatan dulu supaya rasa canggung si Hermanto bisa dikikis sedikit.Aku tidak tahu apa pembicaraan mereka, yang jelasnya si Hermanto sangat pendiam dan Brian hampir berbusa mulutnya karena bicara terus-terusan. Wow! Setelah itu, air maninya kugunakan untuk melumuri penisku. aku takut ke tempat begituan.”
Ketepuk telapak kananku ke depan jidat dan berseru, “Ya ampun!”Sempat sebelum pergi kami main tarik-tarikan seperti menyuruh seorang bocah untuk pergi mandi. Pernah dia juga menusukkan ujung botol ke dalam anusnya, pernah pula tempat deodoran, pensil, pulpen (waduh, jangan-jangan mikrofon juga), pokoknya apapun yang menyerupai penis. Dia satu angkatan denganku dan kami sering main tenis bersama. terus Mas..”
Kutusukkan jariku yang bergetah karena air mani ke dalam lubang analnya. Kenapa batang hidungnya nggak muncul-muncul juga? Mendengar ceritanya aku jadi tambah kasian, terlebih lagi wajahnya saat itu terlihat manis sekali bercerita dengan semangatnya.Entah dari mana perasaan terangsang itu datang. Bulan Agustus tahun lalu, saya mendapat seorang klien yang
