“Ka.., maaf. Bokepindo iya-iya, boleh deh semuanya..!”Suara-suara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suara-suara tersebut membuat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. Hebatkan Saya.”
Setelah itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, “Adu.. Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, “Ayo cepetan..! Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu. Tidak lama kemudian terlihat Ika menuju tempat teman-teman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk ke kamar WC secara bersamaan.Rasa penasaranku mulai bertambah, sehingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Iiihh.. Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Ika seorang gadis yang cukup manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu itu sekitar 160 cm, berat badan 45 kg dengan kulit putih serta bentuk wajah yang oval. boleh Tun.. Aku sanggup kok kalaupun kalian langsung bertiga..!”
Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka perundingkan, sampai-sampai saling menunjuk dan menantang seperti itu. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur.” kata-katanya ditujukan kepada teman-temannya.
>