Hari itu menjadi siang yang sangat panas.Nyonya Hana kemudian membawaku ke halaman belakang villa. Bokep indo Sekitar pukul delapan malam. Harga diriku benar-benar diinjak-injak. Meskipun bukan jalan raya besar, jalan raya itu cukup ramai dengan kendaraan yang lalu lalang. Bagaimanapun juga aku harus menemui Nyonya Hana di seberang hutan.Akhirnya, aku nekat juga. Tapi bagaimanapun juga aku berusaha untuk bangun. Perkenalan awal lewat internet kemudian berlanjut ke pertemuan kami. Mataku sudah berkunang-kunang. Kini aku semakin tidak berdaya. Aku berkewajiban untuk melayani Nyonya Hana kapan pun dia menginginkanku. Aku tidak dapat menolak. Setelah puas menyiksaku dengan sadis, Nyonya Hana melepaskan ikatanku dan juga jepitan buaya di putingku. Sampai di batas pepohonan yang menutupiku dengan jalan raya kecil itu, aku mulai ragu. Nyonya Hana tertawa penuh kemenangan.Dia lalu mendekati wajahku dan berkata, “Rasakan, budak..!”Sedetik kemudian, kedua tangan Nyonya Hana menarik jepitan buaya di kedua putingku dengan tarikan keras dan panjang. Tapi aku tidak dapat menolak. Rasanya seperti diiris dengan pisau. Nyonya Hana kembali mendekatiku, dan kali ini dia membawa sebuah lilin merah dengan diameter besar, seperti yang sering dipakai di kuil-kuil. Saat itu hari sudah malam.
