Wach.. Bokepindo Sambil mengulum putingnya dengan bergantian kiri dan kanan sambil meremas-remas buah dadanya, saya merasa tangan Rin mulai turun ke arah penis saya yang sudah tegang.“Ko.. Uch.. Enak Ko, terus Ko.., mau..” balas Rin dengan suara yang mendesah.Kemudian saya menarik badan Rin agar berbaringkan di sofa ruang tamu dan tanpa ada penolakan Rin pun sudah berbaring. Setelah beberapa saat saya diamkan, saya coba untuk memaju dan mundurkan penis saya.“Oh.. Slruup.. Biasanya setelah sampai dirumah Rin saya langsung pulang, tapi hari itu saya sengaja untuk masuk dulu ke rumah Rin.“Kamu mau saya temanin dulu apa nggak?” tanya saya kepada Rin. “Emang.. Ko, apa kabar, kapan sampainya?” tanya Rin. “Jangan Ko.. Enak sekali, sempit sekali..” desah saya sambil terus memompa rongga kewanitaannya. “Yach.. Saya sudah ambil perawan kamu” kata saya kepada Rin. Ya..” kata saya kepada Rin dengan nada memerintah secara halus. Raut muka Rin mulai memerah dan matanya pun mulai menutup seakan akan menahan rasa sakit di bagian lubang kewanitaannya. Ko, kamu khok teganya begitu” balas Rin dengan suara agak parau. Pake kuliah di Yogya, jadi saya nggak ada yang nemenin di Bandung” lanjut Rin mencoba untuk memberi penjelasan. “Kenapa, kamu nggak mau?”saya balik bertanya.Ternyata Rin diam saja bahkan desahannya semakin
