Pertanyaan itu pun makin membulat. Biarlah mereka menganggapku sebagai pengganti ibu mereka yang telah almarhumah, walau usiaku baru 30 tahun. Bokepindo “I…iiiya, Bunda…oooh…” mata Prima melotot, pandangannya terpusat ke kemaluanku,
“Bo…boleh saya sentuh yang itu ?” Prima menunjuk ke arah kemaluanku. Serta aku tidak berani memberbagi saran apa pun, sebab takut membikinnya tersinggung serta merasa digurui.Padahal aku sempat bekerja di perusahaan asing yang lumayan besar di Jakarta, jadi aku tahu tentu bagaimana langkah- langkah bisnis perusahaan itu. Bundaaaa….”
“Ayo…bayangkan aja kamu sedang ML sama bunda…biar sampai ngecrot…biar kamu tenang nanti…” ucapku sambil mengintensifkan kocokanku. Tapi akhirnya ia melepaskan celana pendek dan celana dalamnya. enak Bun…oooh…” Memang penis Prima masih berlumuran baby lotion, sementara kemaluanku pun belum dikeringkan. Hanya sesekali aku memeriksa persoalan keuangannya. Biasanya, kalau sedang menemaniku pergi-pergian, Prima suka tidak sedikit bicara mengenai apa saja. Tapi ketika kulihat ada folder berjudul Khayalanku, iseng-iseng kubuka folder itu. Tapi aku ingin mengajaknya ngobrol di atas tempat tidur. Terimakasih,” ia mengangguk lalu menunduk lagi. “Boleh,” sahutku sambil tersenyum,
“Asalkan sikapmu ceria lagi seperti dulu.”
“Iya Bunda…iya…” Prima mengangguk- angguk. Ketika pandanganku tertumbuk ke sebuah laptop di atas meja tulis, iseng-iseng kubuka serta kuaktifkan laptop itu.
