Perlahan saya naik sedikit, tepat di atas gundukan di bawah pusar. Bokepindo ya, itu hanya pemanasan juga. Aku membungkuk sedikit, dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Ya, ke arahku. Mungkin cangkir tidak bisa menahan volume payudara yang besar. Aku merasakan bibirnya mulai mencium kepala penisku. Dia lalu memegang tanganku. Bayangan saya menjadi kenyataan. Ya tentu saja. Semua orang tampaknya tertidur. Saya segera menjawab. Aku mengelus dadanya lagi. Penuh kemenangan. Matanya bertanya. Saya mengerti. Atau merah. 4 hari sebelum pernikahan saya. Sentuhan ringan, seperti mengambang. Jantungku berdebar sangat keras.“Buka,” aku berbisik pelan. Seandainya Mei ada di sampingku, pasti kepalanya akan bersandar di pundakku, dan tangannya memeluk lenganku. Saat membuka bra-nya, saya perlahan-lahan menutup celana saya. Tangannya sangat halus, dan sentuhannya, sangat lezat. Dia tidak menekan, atau menggosok terlalu keras. Dia tahu betul bagaimana menstimulasi penis dengan sentuhan. Tapi kenapa kamu naik bus ya? Saya dipaksa untuk menghadap mereka. 4 hari sebelum pernikahan saya. Saya angkat tangan, bersihkan.Kami berdua tertutup.Pagi depan. Dan kemudian bus berhenti. Tubuh diam. Perasaanku mengatakan sesuatu yang lain akan terjadi. Mungkin cangkir tidak bisa menahan volume payudara yang besar. Suhu udara di bus mulai panas. Dan kemudian bus berhenti. Saya bahkan tidak tahu namanya.Dia menatapku. Tapi dari gerakan tubuhnya
