Kembali aku melirik Yanti yang membenamkan jari manis dan jari telunjuknya ke dalam vaginanya sendiri. Handuk itu jatuh terjuntai ke lantai, dan aku mulai memperhatikan tubuh telanjangku sendiri. Bokepindo Mas.. oooh… yang cepaat.. Lalu dengan cepat sekali dia mulai meraba-raba tubuhku dari ujung kaki sampai ujung pahaku. Terjadilah pertukaran air liur Mas Sandi dengan air liurku. Handuk itu jatuh terjuntai ke lantai, dan aku mulai memperhatikan tubuh telanjangku sendiri. Sentuhan lembut tangan Mas Sandi benar-benar nikmat. “Ayo Mas..! Tubuhku mulai bergerak-gerak tidak beraturan, merasakan nikmat yang tiada tara di sekujur tubuhku.Aku membuang kain selimut yang masih menempel di tubuhku ke lantai, sementara Mas Sandi masih dengan kegiatannya, yaitu menciumi dan menjilati vaginaku. Namun semua itu sia-sia. Namun aku agak sedikit kaget dengan teriakan Yanti dari kamarnya yang tidak begitu jauh dari kamar ini.“Rida..! “Tuh di sana…!” kata Yanti sambil menujuk ke arah telepon.Aku segera memutar nomor telpon kantor suamiku. Apa harus aku yang bicara padanya..?”
“Oke deh kalau begitu.., aku pinjam telponmu ya..!” kataku. Gesekan itu membuatku kembali menengadah, sehingga ciumanku terlepas. Seer… aku merasa kedua jariku hangat sekali dan semakin licin. “Seperti yang kamu lihat sekarang ini..!” jawabku. Tersungging senyuman di bibirnya.“Nikmati Rida..! Apalagi ketika terasa di bahuku yang sebelah kiri
