Dan rendanya sedikit tembus pandang. Aku turuti. Bokepindo tetap mereka tertidur nyenyak, padahal AC mati.Aku memandang “partner”ku. Menciumnya sebentar, kiri dan kanan, dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Kami berdua tidak terpuaskan. Aku bahkan tidak tahu namanya.Dia memandangku. Aku langsung tanggap. Dia tidak tahan. Tanganku berhenti di situ. Dia terengah-engah. Si anak ternyata sudah tidak ada di pangkuan dia. Hehehehe, aku menang. Aku kembali mengelus pahanya. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Matanya juga terpejam ternyata.Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Bajunya sudah dikancingkan. Si anak ternyata sudah tidak ada di pangkuan dia. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Bahkan mengajak bicara pun tidak berani. Tidurku pasti nyenyak malam ini. Aku langsung tanggap. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Hhhm, sungguh mulus. Gila mungkin, tapi aduuuh, memang nikmat. “Ya sudahlah pa, kita ngalah aja. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Aku menggoyangnya pelan dengan jariku. Mangke setengah jam malih …,” Lho, kok bahasa jawa?“Nuwun nggih mbak.”Aku duduk menunggu.
