Kukira sudah lebih dari setengah jam lamanya kami bergumul. Kugelengkan kepalaku memberi isyarat untuk bertahan sebentar lagi.Aku bangkit dan duduk memangku Anis. Bokepindo Cukup Kaw!” ia berteriak. Kurebahkan badanku di atasnya. Tentu saja ia tidak bilang kalau temannya adalah seorang laki-laki bernama Jokaw.Malam itu dan malam berikutnya tentu saja tidak kami lewatkan dengan sia-sia. Siapa tahu cocok dan jadi,” kata security tadi kepadaku. Kulepaskan bajuku dan kulempar begitu saja ke lantai.Akhirnya ia mendorongku sehingga aku terlentang di ranjang dengan kaki masih menjuntai di lantai. Sekilas kulihat tatapan iri dan kagum dari tamu hotel di kamar yang berseberangan dengan kamarku. “Jokaw.. Kusedot putingnya dan kugigit bahunya. Wajahnya kelihatan bukan wajah Melayu, tapi lebih mirip ke wajah Timur Tengah. Akupun mengimbangi dengan genjotan penisku dari bawah. Yeesshh.. Akhh!” Desisannyapun semakin sering. yang penting malam ini ia menjadi teman tidurku.Matahari sudah jauh condong ke Barat, sehingga tidak terasa panas. Ia tersenyum.“Terima kasih Pak,” katanya sambil menyambut tasku dan membawakan ke mobil.“Kapan kesini lagi, Pak? Kini aku yang harus bergerak aktif.Kulipat kedua lututku dan kutahan tubuhnya di bawah pinggangnya. Dia mengambil gelas minumannya dan menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya.
