Itu artinya ia tidak mau diganggu. Bokepindo Betul-betul keras. Payudara itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang. Tidak terlalu ayu. Lalu memegang pahaku, “Yang mana..?”Yes..! Apakah perlu menhitung kancing. suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat di lehernya. Aku menurut saja. Ah segar. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon.“Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Junior amblas seluruhnya.“Si Nina, yang tadi. Nampak ada perubahan besar pada Wien. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Apakah suaraku mengganggu ketenangan mereka?“Pelan-pelan suaranya kan bisa Dek,” sang supir menggerutu sambil memberikan kembalian.Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat. Tapi ia masih berjongkok di bawahku.“Yang ini atau yang itu..?” katanya menggoda, menunjuk Juniorku.Darahku mendesir. Keras sekali.“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”Ia berdiri. Cerita Seks Dewasa kali ini dari cewek yang berprofesi sebagai Terapi Salon Plus. Aku pertegas bahwa aku mengendus kuat-kuat aroma itu. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Ah. Dari iramanya bukan sedang berjalan. Ia terus mengelap pahaku. Ia malah melengos. Kadang-kadang ketimun. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.
