Bukan, bukan hanya deru napasku yang semakin memburu, tapi deru napas Tina juga. Bokepindo Kadang tanganku menepuk pelan, kadang meremas, semuanya sambil bercerita heboh sehingga Silva tidak curiga.Petir kemudian menggelegar lagi. TV sudah mati sedari tadi. Seperti biasa, dia memakai daster yang tidak bisa menyembunyikan belahan dada supernya.“Ini, serem banget, jendelanya buka sendiri,” kata Silvia.Aku kembali duduk di sofa diikutin kedua anak kembar seksi itu. Yang sebenarnya.Yang selalu aku impikan dan bayangkan.Nama panggilanku adalah Simon, seperti nama SImon Templar di serial The Saint, yang amat jago menyamar.***Aku selalu punya keinginan mendalam untuk mengintip. Detak aliran darahku bahkan sudah berdentum-dentum terdengar di telingaku.Ada celah yang cukup lebar untuk jari di antara lubang celana dengan pahanya. Rumah besar itu punya tangga utama yang biasa digunakan anak kos berlalu lalang. Tampaknya dia terangsang ….tanganku turun ke betis, dan membelai betis mbunting padi itu (istilah koran kuning!). Sengaja kupegang lap pel dan ember untuk alasan bekerja. Aku ingin mengintip tanpa rasa takut ketahuan. Tubuh Tina menggeliat-geliat menikmati sensasi erotis ini. Celananya dan dasternya dicopot dulu ya Non, biar gampang mijitnya, ” kataku sambil langsung menarik daster dan celana dalam ke arah kakinya.
