Aku tidak ingin merusak suasana mesra ini. Bokepindo Benda itu jadi kelihatan makin mengkilap karenanya. Dia menyambut ciumanku dan sekali lagi kami berpagutan mesra. Dengan jari-jariku yang besar dan kasar, kudorong benda itu hingga merosot ke bawah, sampai ke mata kaki. Sementara tangannya terus meremasi dan mengurut-urut batang penisku. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Katanya mau ngentotin saya,” wanita itu berkata genit. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku. “Hotel Muria ya, pak.” jawabnya datar. Mungkin dia masih kelelahan akibat orgasmenya barusan, dan sekarang masih berusaha untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Tubuh tuaku yang berlemak tampak menyedihkan, tapi tidak dengan burungku. ”Pastinya,” aku tertawa menggoda. Saya nggak sengaja.” dia memandangi dan membolak-balik batang penisku, memeriksanya kalau-kalau ada yang terluka. Tanpa dia sadari, tangannya telah menyambar kepalaku dan jari-jarinya meremasi kembali rambutku yang sudah acak-acakan sambil mengerang dan mendesah-desah menikmati rangsanganku yang terus mengalir. Posisi nikmat ini berlangsung kurang dari lima menit. Ia langsung berteriak keenakan. Kalau stir kiri, mengarahnya ke kiri, hehehe…” wanita itu menatapnya kagum sambil membelainya dnegan sayang. “Auw, ampun, pak… geli! Sepertinya malam ini saya bakal puas sekali.” bisiknya lirih. Tanpa membuang waktu, kami pun mendayung untuk mengarungi ronde yang ke dua
