Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.“Cuman sebentar kok Dik. Bokepindo Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. “ Mbak Viona menjawab sambil tersenyum. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.Diam-diam aku merasa geli. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung menuju halte. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, tapi Mbak Viona seperti melawan. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Viona yang masih memejamkan mata sambil mendesis itu ke lantai kamar mandi. Seorang wanita dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan penuh perasaan.“Kalau sekedar mengejar kepuasan nafsu, itu gampang. Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Viona langsung ngerocos sambil meletakkan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Aku lihat Mbak Viona tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Praktis acara pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’.Di tengah rasa bete itu aku coba menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Viona, baik pada saat makan ataupun jalan.
