Hubungan kami begitu dekatnya sehingga diam-diam timbul sesuatu di dalam hati yang tak kami perkirakan sebelumnya. Bokepindo Aku kembali ke hotel meneruskan tidur.———-Begitulah. Begitu masuk kamar, Aku langsung bertelanjang dan memelorotkan celana dalam Alia, mendorongnya ke ranjang. Untuk kesekian kalinya kami bersetubuh dengan cara yang sama, cuma kewanitaannya yang terbuka. Berputar di kaki dan lereng bukit dan berakhir dengan menyentuh ujung jariku di putingnya. Kembali kami menyatukan tubuhku yang bugil dengan tubuhnya yang masih berpakaian lengkap. hal-hal yang sepele begini kok bisa jadi mengurangi rasa percaya diri. Tapi konsentrasi pikiranku sebenarnya adalah, bagaimana “strategi” untuk memindahkan Alia dari tempat duduknya sekarang ke kasur yang kududuki, bagaimana cara memulainya. Ayo Sam, bangkit dan dekati dia. Wajahnya bersemu merah lagi. Boss tak pernah bertatap muka langsung dengan staff-nya merupakan hal yang biasa. “Jadi nanti, punyaku yang kedua,” balasku. Tubuh langsat itu mengkilat tertimpa bias sinar matahari dari jendela kaca. “Itulah satu-satunya penis yang pernah kulihat dan memasuki tubuhku,” tulisnya ketika itu. Terakhir, Aku mendapatkan mailnya dengan bahasa yang “resmi” yang berisi ucapan terima kasih, bahagia selama bersamaku di Jakarta, dan, ini yang bikin Aku “pingsan”: Kita tak bisa meneruskan hubungan ini, tanpa menyebutkan mengapa harus begitu.Beberapa kali Aku kirim email untuk minta penjelasan
>