“Alia!” seruku sebelum akhirnya tersadar dari bengong, membuang handuk dan mendekatinya. Bokepindo Tersirat dalam mail-mailnya dia tak menolak ketika aku “minta” kelak kalau ada kesempatan bertemu. Dia sudah tak gadis lagi sejak setengah tahun sebelum bertemu aku lewat dunia maya. Kugeser-geser, kugosok-gosok, dan.. “Tadi aku puas juga kok Mas,” katanya sambil mencium pipiku. Ketika hal ini kutanyakan, lama Alia berdiam diri, lalu.. Tangan Alia menarik tanganku yang baru saja merasakan halusnya kulit buah kenyal itu dan lumatanku pun dilepas. Alia keluar kamar mandi sudah berpakaian lengkap, wajahnya segar, pipinya masih memerah. Bingung jawabnya. Aku tak kaget kalau dia sudah tak perawan lagi. “Malu ah Mas. Tak langsung ke kulitnya sih, masih ada penghalang baju dan bra-nya. Perhatianku terpusat pada gerak gesture dia bercerita dan sesekali melempar pandangan ke bawah, ke sepasang kaki mulusnya dan sedikit paha yang tak tertutup oleh rok span-nya. Apa sebenarnya yang dia sembunyikan? Bingung. Rupanya kami sempat tertidur setengah jam setelah orgasme yang nikmat tadi. Dia duduknya “jauh” sih.Okay, Aku ke kamar mandi pura-pura mau pipis supaya bisa pindah duduk.
