Kami terdiam, hanya saling menatap, namun yang jelas, bagiku, suatu petualangan seks telah kumulai. Bokepindo Semuanya nampak seperti biasanya. “Maaf say, sekali lagi maaf…” Aku tidak bereaksi, sampai mbak Sally duduk di sampingku dan mulai mencium telingaku. “Belum tahu tuh, mungkin setelah sarapan kita diskusikan lagi. Aku gak lagi berpikir normal. “Wah, beruntung Edy memiliki istri seperti Ana. “Eh, kamu An..” suamiku kaget. mas Edy menimpali sambil tersenyum. Mas Edy dengan berat hati melangkah menuju kamar mandi.Jam 07.45 kami semua sudah berada di meja makan. Malam ketiga, setelah kami pulang dari santap malam di seputaran Denpasar, saya langsung saja mohon pamit untuk segera beristirahat. Maklum soalnya pagi tadi gak sempat ke pasar. “Mari mbak, mas, silahkan dimakan rotinya, ntar keburu dingin loh” aku mempersilahkan tamuku untuk mulai sarapan. Kami terdiam, hanya saling menatap, namun yang jelas, bagiku, suatu petualangan seks telah kumulai. Dari tatapan mereka tampaknya ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Perasaanku semakin tidak karuan sehingga aku meminta sopir untuk berhenti dari jarak seratusan meter. Aku kaget, karena tidak pernah berciuman dengan wanita, apalagi ini di depan suamiku sendiri.
