Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku bisa melihat pinggul yg samar-samar tercetak dari baliknya. Bokepindo Terasa sangat sulit menjawab pertanyaan sederhana itu. Hanya sedikit udara yang bisa kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menengadah.“Kurang jelas, Bay?”Aku mengangguk.Bu Lia tersenyum sambil mengusap-usap rambutku. Ia lalu menekuk serta meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Ingin kusergap aroma itu serta menjilat kemaluannya. hingga.. Jangan ada setetes pun yang tersisa.. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Hembusan nafasku ternyata membuat rambut-rambut itu meremang.“Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Jilat sambil menatap mataku. Kucium lipatan di belakang lututnya.Bu Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.“Suka?”Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Bu Lia ke atas lututku. Dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua rambut yg mengitari pangkal pahanya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah kemaluannya adalah nafas kehidupannku.“Luar Biasa…” kata Bu Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut.
