Aku nggak tahu kalau cewek ini bisa membuatku merasa sedasyat ini. Sedikit demi sedikit aku masukkan penisku memasuki lorong yang sangat sempit itu. Bokepindo Don.. “Uuuff.. Aku rebahkan tubuhku di atas sofa ruang tamu. Refleks aku remas kedua buah gunung kembar itu hingga membuat Gina bergelinjangan nikmat. Gina yang menyadari kalau aku memandangi kedua gunung kembarnya yang indah segera mempermainkan kedua adiknya itu. Seluruh spermaku membanjir di mulut Gina. Gina menjadikan rambutku sebagai pegangan, tapi aku menjadikan bokong Gina sebagai pegangan. Aku piting daging mungil itu dengan kedua bibirku lalu aku sentil-sentil dengan lidahku. Aku harus kembali membangkitkan gelora asmara Gina. Aku segera membuka pintu dengan kunci serep yang kubawa. Buah dada Gina telah membengkak seukuran kelapa, besar dan tegang. Dan kamipun mengakhirinya dengan kelelahan yang terhapus oleh sisa-sisa keindahan.Aku antar Gina sampai pagar depan. aku mau keluar..” erang Gina. Diremas-remasnya buah dadanya sehingga keindahan itu terasa lengkap. Gina menusukkan ujung penisku tepat dilobang kawinnya. Kembali aku ingat pergumulanku selama tiga jam bersama Gina.
