Dia melangkah lunglai. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Bokepindo pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku.Don Don dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Aku iba juga. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak.Donnhhh Donhhh Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cumacuma.Aduh.. uhh dia memukul dadaku keras sekali.Tangisnya makin menjadi. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku. saajahhKami berdua berbicara tak karuan.Oughhh aihhh.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana paham?Don.. teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya.Nih.. kamu.. Aku terkesiap. terserah kamu Don..Nggak.. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kunyalakan TV channel yang memutar filmfilm biru. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.Don apaapaan nihh..? Kubeli Tshirt dan celana pendek. nanti ngebanguninnya susah, katanya polos.Di kala otakku sudah kesetanan, tibatibaJangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Tapi dia tidak berani menatap wajahku.AuhhgghhJangan dilepas seruku tertahan.Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Lucu sekali. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi.
