Kemudian ada lagi gelas plastik berisi air hangat pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai tempat pembuangannya. Klimaksku bertambah cepat datangnya karena kuluman-kuluman mulut sang suster cantik yang begitu buasnya. Bokepindo Sekonyong-konyong tangan Suster Vika memegang kemaluanku cukup kencang. Gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan kemaluanku dengan dinding mulut Suster Vika membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Beberapa kali aku mendesah-desah. Sampai akhirnya aku merasakan sudah hampir mencapai klimaks. Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Suster Vika. Saya sudah biasa mandiin pasien. Dari bawah, dari kemaluannya yang terus-menerus masih dihujam batang kemaluanku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yang juga masih asyik dilumat mulut temannya.Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Aku sudah takut saja kalau-kalau Suster Vika melihat hal ini. Aku langsung mengucek-ngucek mataku. Ih, benar! Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja menyenggol batang kemaluanku yang langsung saja bertambah berdiri mengeras. Begitu merasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepaskan batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluannya dan pindah ke dalam mulutnya. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Sudah waktunya bangun, kata Suster Vika.Nggg dengan sedikit rasa segan akhirnya aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.Sekarang sudah tiba saatnya mandi, Mas, kata Suster Vika lagi.Oh ya.
