“Kore wa nana ju go pasento!”, kata bartender. Setelah membayar 5000 yen tiket (all you can drink) kira-kira 400 ribu rupiah, kami memasuki hall seluas lapangan voli yang penuh orang joged berjajar rapi (khas Nippon). Bokepindo Dari kejauhan tampak bangunan putih menjulang, saya sudah semakin dekat.Swatchku menunjukkan jam 8.15 PM. Kiko tampaknya senang, saya sudah menyelamatkan dia. Jadi maklum kenapa turis Jepang kalau di Bali suka salting. Langsung saja kuajak Kiko pergi cari tempat duduk sambil kuseret tangannya. Maklum pemabuk horny.Lama juga, akhirnya saya sampai ke Kiko. Rupanya dia memadukan rok bawahan seragamnya dengan blazer ketat putih juga, sampai belahan dadanya nampak menonjol karena terlalu ketat. Sejenak saya berpikir ada yang kurang, oh ya, saya belum minum. Warnanya hijau muda.Sambil minum, saya dihampiri beberapa gadis yang menawarkan dagangan untuk menemani, dari tampangnya sepintas dari Asia Tenggara. hehe.Kembali ke suster. Saya lalu mengajak Kiko ke otomat untuk beli kopi instan. Nah, ngapain lagi mereka ke ‘kurapu’ kalau tidak ingin digoda dengan cowok. Serem kan? Hmmmm, yummy… totally fuckable! Tetapi mana ada mecky dijual di warung? Mereka tertawa dan terus ngeloyor pergi. Sementara itu si Jendral masih melongok keluar boxer shorts dan risluiting saya, sekalian dikeringkan oleh tangan Kiko yang cekatan.
