Penisku ngaceng melihat mereka. Aku khawatir ada orang lain yang melihat aku saat mengambil kembali bingkisan itu. Bokepindo Aku berhitung bahwa tadi malam Oom Bonny menggauli Tante Indri hingga 5 kali. Kalau aku pilih pagi, aku mesti menyelesaikan tugas rumahku di siang harinya dan sebaliknya. Lagian lebih nikmat, loh”, cerita Tante Indri yang diakhiri ketawa cekikikkan dari kedua orang itu.Aku nggak lagi tertarik pada apa yang diomongin mereka selanjutnya. Aku tak pernah mengalaminya lagi.Berhari-hari sesudahnya, kemudian berminggu-minggu berikutnya, bahkan kemudian berbulan-bulan dan seterusnya, setiap hari aku mengulangi apa yang kulakukan pada hari itu. Maklum dirumahku nggak ada TV. Bau asem keringat mereka yang tertinggal di baju-baju itu benar-benar bisa membuat aku melayang-layang dalam langit nikmat yang tak terhingga.Dari sekian macam pakaian kotor yang paling mendebarkan jantungku adalah celana dalam, kutang dan singlet mereka. Bibirku membuka kecil, menganga kemudian semakin melebar. Yah, sebaiknya cepat kubawa masuk ke rumah. Aku membayangkan isinya yang kental. Aku nanar memandang isi bingkisan di tanganku itu.Kini aku mencoba merabai kondom-kondom itu. Aku sedang mengepel lantai ruang tamu saat pada celah-celah ngobrol mereka aku mendengar omongan Tante Indri. Aku khawatir Tante Indri melihat aku saat melamun itu. Dan keringatnya kini tinggal nempel dalam sepatunya, dalam bagian telapaknya.
