Aku menatap kakinya yang jenjang. Bokepindo Kamu akan menjadi supir pribadi istri saya. Berdebar aku melihatnya. Aku membalikkan badan, dan menutup pintu.“Tidak, begitu, Andi. Kita cuma berdua di kamar yang romantis ini. Bu Yena kirim SMS. Aku lari menjauh, tak perlu repot-repot menata ulang piring-piring yang berserakan.Satu jam kemudian Bu Yena keluar dari kantor dan minta balik ke Surabaya. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan Singapura. “Kamu banyak tahu jalan-jalan di Denpasar, kan?” tanya Bu Yena.“Ya, Bu. Iapun menarik penisku maju mundur mulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan jepitan mulutnya. Saya taruh sini, ya!” kataku gugup. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.Bibir Yena telah mendarat di bibirku. Ini membuat aku harus mengimbanginya terus, berapa kalipun ia memintanya. Ketika sampai di hotel, SMS Bu Yena datang lagi, “Kamu sudah sampai hotel? Tubuh Yena bergetar hebat. “Dari dalam? Ia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan peralatan masak di Surabaya.“Kamu tetangga Pak Sulaiman?” Tanya Pak Tan.“Benar, Pak. Saya punya bayi usia 3 bulan”Tiba-tiba Bu Yena melemparkan satu amplop tebal ke kursi di sebelahku.
