Setelah itu dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi.“Mbak,” Mbak Indah berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. Aku mulai lancar menggoda Mbak Indah.Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Bokepindo kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Akhirnya aku duduk kembali.“Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah setelah ruangan sepi, tinggal kami berdua. Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.“Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Indah cukup cekatan. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan empuk itu. “Emmm, pengin nanya aja.”“Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.“Ah, masa. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Aku lihat Mbak Indah tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Tapi aku sudah tidak peduli. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah setelah aku mendekat.“Tapi Rah, sore ini aku mau ke kampung. Aku sampai berkelojotan sambil mengerang-erang menikmati aksi Mbak Indah yang seperti itu.Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sementara tangannya ganti menggenggam bagian batang.
>