“Oh Edo sayang, ibu juga suka sekali sama kamu. “Mbok..!”, ia berteriak memanggil pembantu. Bokepindo “Mbok..!”, ia berteriak memanggil pembantu. Sejenak keduanya bertemu
pandang, Edo merasakan sebuah perasaan aneh mendesir dadanya. Kini mereka duduk dalam posisi saling bersentuhan. Ibu kan sudah nggak muda lagi, umur ibu sekarang sudah empat puluh tiga tahun, lho?”. Sesaat
kemudian, Dokter Miranti melepaskan kemaluan yang besar itu lalu
membaringkan dirinya kembali di pinggiran tempat tidur. Ia hanya bisa
meremas-remas sendiri payudaranya yang besar itu sambil sesekali
menarik kecil rambut Edo. “Cobalah
realistis, Do. Kita sama-sama memiliki beban ingatan
yang menyakitkan dengan musuh yang sama”. Ia yang baru kali ini menikmati hubungan
seks dengan lelaki selain suaminya itu benar-benar tampak bergairah,
ditambah dengan ukuran kemaluan Edo yang super besar dan panjang
membuatnya menjadi begitu senang. “Oh…, indahnya
susu wanita ini”, gumamnya dalam hati sambil lalu meraba payudara besar
yang masih dilapisi BH itu. Edo
kini menikmati permainan itu. Beberapa
menit keadaan menjadi vacum. “Tolong jangan katakan itu lagi Edo”. Tangannya
meraih tas kerja di atas mejanyanya, dibongkarnya isi tas itu dan
menemukan beberapa kartu nama, sejenak ia memperhatikannya. Vaginaku rasanya robek do, main yang pelan aja ya, sayang?”, pintanya lalu pada Edo. “Ooohh…, Edo…, nikmat sayang…., mm sedot terus
sayang ooohh, ibu sayang kamu, Do…, ooohh”, desah dokter Miranti yang
kini mendongak merasakan sentuhan lidah
