Abigail Morris is split tits, bent over and working hard, scrubbing and shaking her ass to clean her glass table. While ass up, Van Wylde sneakily watches and jerks off. Bokepindo As Abigail walks off, Van jumps up and cums all over the table. Abigail can’t believe the mess but is too horny to be mad so she pushes her big titties all over the cum and tidies it her own way, while taking Van’s giant cock. That’s when her husband, Mick Blue, shows up. Van hides and Mick sees only Abigail’s spread and wet pussy, so he takes his dick out in a hurry. Abigail plays a kinky game with Mick involving a blindfold and dirty story time While she bones and bates him with tales of her fucking his friends, Van jump outs with his hard-on ready to help that fantasy become a reality.
Cepat-cepat senjataku kucabut dari vaginanya, terus kumasukkan ke mulutnya. oouucch..!” terdegar lagi suara dari mulut kami berdua.Kemudian terasa genangan spermaku membanjiri mulut rahimnya.“Terima kasih Mas..”Ucapan Viena kubalas dengan mengecup pipinya.“Tok.., tok.., tok..” tiba-tiba bunyi ketokan pintu terdengar.Aku tersadar dari lamunanku lalu bergegas mengenakan pakaian seadanya.“Ada apa Viena..?”“Ini Bang, pakaian tidur buat Abang, tadi kelupaan menaruhnya di dalam kamar.”Melihat ada benjolan besar di selangkanganku Viena tersenyum.“Lagi melamun apa Bang..?” tanyanya usil.“Ach, nggak ada..” jawabku singkat.Wajahku sedikit merah mendegar pertanyaannya yang menggoda.Lalu dia berkata lagi, “Bang, kasian tuh Riani, kayaknya dia butuh teman buat bermain..”Setelah itu, tahulah rekan pembaca apa yang terjadi antara kami berdua. Pinggulnya berusaha diliukkan ke arahku, sedangkan kepalanya direbahkan ke pundakku. Semuanya habis ditelan wanita yang manis tersebut. Erangan demi erangan tak henti-hentinya keluar dari mulut kami.“Aaacch.. Ketika dia hampir mendekatiku, dari mulut mungilnya keluar kata, “O.. Tiba-tiba tubuh Viena mengejang kuat, “Aaacchh..!” lalu terhenti.Sekarang gejala yang menimpa Viena mulai merasukiku. Putingnya kuhisap dan kupelintir-pelintir dengan lidahku dan kadang-kadang sedikit kugigit manja.“Aaouuch.. Kuperhatikan setiap sudut ruangan. Dalam hati aku bergumam, “sudah dua setengah tahun aku tidak kesini.”Dari ruangan tengah, keluar seorang nyonya muda bersama gadis kecil berusia sekitar satu tahun sembilan bulan.

