Ternyata dengan tulus dia masih bisa menahan syahwatnya. Bokepindo Tiba-tiba irama gerakan itu berubah menjadi cepat, semakin cepat….. Hari berlalu, ketika suatu malam saat aku akan mengunci kamar praktek, dihadapanku telah berdiri Pak Hamid. BHku telah jatuh di atas pasir, mulut dan tanggan Pak Hamid bergantian menghisap dan meremas kedua gunungku, kanan kiri. Bukankah bagian dari kehormatanku telah dijamah Pak Hamid ? Sambil menelungkupkan badan di meja, tangisku tetahan. sebuah benda lunak menyeruak bibir vaginaku. Ia terpaksa memperistri aku hanya untuk menutupi gaynya. Terpaksa dengan pakaian bikini aku dibantu Pak Hamid memakai pakaian renang. Nafasku tersengal menahan setiap gerak kenikmatan. Ternyata dengan tulus dia masih bisa menahan syahwatnya. Diapun menyorongkan BH serta celana dalamku. Hari berlalu, ketika suatu malam saat aku akan mengunci kamar praktek, dihadapanku telah berdiri Pak Hamid. “Terima kasih dik….”. Semula terasa geli, tapi kemudian aku sadar Pak Hamid sedang membasahi penisnya dengan cairan kawinku. Dia tidak lagi memanggilku Bu Dokter, tapi cukup namaku, dik Nastiti. Tapi aku hanya menemukan kekosongan. Apa artinya mempertahankan kesucian perkawinan ? Aku mendorong badannya, dan aku menangis. Ternyata isinya melebihi kewajaran tarip seorang dokter umum.
