Kaget. Bokepindo Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Posisi mereka mulai berbalik. “Maafkan isteriku yah” Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Kubaringkan. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Itulah santapan rohaniku. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah. Isteriku licin sekali. Ohh.. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Tusukk.. “Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Aku tidak jijik kali ini. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Yangg dalaam .. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya.
