Hujan tidak juga berhenti. Bokepindo Tapi sekali lagi, aku memang pengecut. Hujan tidak juga berhenti. Tanpa aku duga sebelumnya, tiba-tiba Evi sudah menghampiri aku dan langsung duduk bersandar di depanku sambil meraih kedua tanganku untuk memeluknya erat-erat. Ntar dicari mama lho, besok lagi aja yah.” Jawabku, karena sudah malam.Sebenernya pingin juga sih, nonton berdua dengannya. Maafkan aku Tia…aku tdk bermaksud mempermainkan kalian berdua, karena aku memang sungguh-sungguh terhanyut dan tidak bisa lepas dari dekapan hangat dan manjamu….. Hingga suatu hari, aku dekat dengan seseorang bernama Evi. Kuraih tangannya, sekali lagi Evi tersentak namun tidak berontak. Satu demi satu pakaian kami tanggalkan. sambil sesekali mempermainkan puting susunya seolah menarik perhatianku. Hingga yang terakhir bra hitampun terlepas.Tak henti-hentinya Evi memandangi payudaraku yang terbilang lumayan besar. Karena sudah capek menunggu Tia,akhirnya aku putuskan untuk mengajak Evi berjalan-jalan pagi mengitari kampung. Aku tau pasti, Evi pasti marah dan cemburu melihat kedekatanku dengan Tia. Begitulah setiap hari kami lalui berdua, tanpa komitmen apapun dan tidak lebih dari hanya sekedar pegangan tangan, cium kening, saling ngegombal satu sama lain.
