Nafasnya mulai tidak teratur ketika lidahku memilin lidahnya.Kesempatan ini aku gunakan untuk membelai payudaranya. Bagaimanapun juga, kita pernah merasa deket Mas”, sepertinya Eksanti memafkan dan memaklumi perbuatanku barusan. Bokepindo Kami sama-sama terdiam. kumohon, please.. Perlahan telapak tanganku aku tarik dari punggungnya melalui ketiaknya. “Terus, Yoga biasanya jam berapa pulangnya, Santi?”, tanyaku sekedar berbasa-basi. Celana jeans ketat yang dipakainya telihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yang sempurna.Puas memandangi tubuh Eksanti, lalu aku membaringkan tubuhku di sampingnya. Aku memastikan kalau yang di dalam kamar itu adalah Eksanti, bukannya orang lain. Aku malah sempat menekan tubuh Eksanti hingga punggungnya bersandar di dinding. aku merasa kecewa sekali.Di dalam kamar mandi, aku lama terdiam. Dalam hati aku tersenyum dengan kalimat “ingin membantu..” yang diucapkannya. Eksanti juga melingkarkan tangannya di pinggangku. Setelah memesan makanan dan minuman, aku memeluknya lagi. Tidak beberapa lama kemudian pintu dibuka kira-kira sekepalan tangan dan aku melihat wajah Eksanti tampak dari celah pintu yang terbuka.“Eh, Mas.. Aku menarik tangan kirinya untuk menyentuh kepala kejantananku. Masing-masing kamar kelihatan tertutup pertanda tidak ada kehidupan di dalam rumah itu. Bayanganku tentang kenikmatan saat bercinta dengan Eksanti sirna sudah, atau setidaknya tidak dapat aku rasakan saat ini.
>