Di dalam kamar, yang terlihat hanya kegelapan. “Iya, iya. Bokepindo Di dalam kamar, yang terlihat hanya kegelapan. “Ayo, Sar, cepat adu kontolku sama memekmu..” desaknya tak sabar. Tangannya dengan nakal menjamah, meremas buah dada Sari sepenuh hati sambil mereka terus bermain lidah.Dibimbingnya juga tangan Sari agar turun ke bawah, mencapai batang penisnya yang menempel di belahan selangkangan.“Ehmm, Sar..!”
Pak Chandra menggeliat, merasa geli karena penisnya bertemu dengan jembut lebat milik Sari.Tinggi tubuh mereka yang sejajar membuat penis Pak Chandra tepat terjepit di antara bibir vagina. Ada ruang untuk menerima tamu yang terpisah dari ruang tengah yang tidak begitu besar.Di ruang tengah itu terletak kamar Sari. Masih dengan tubuh telanjang, Sari melangkah ke depan untuk mengunci semua pintu dan jendela, lalu balik lagi tak lama kemudian.“Sudah siap, Pak..?”
Tanyanya sambil memamerkan keindahan tubuhnya yang memang sangat menggairahkan.Tanpa ragu Pak Chandra mengangguk mengiyakan. Bibir tuanya gemetar, tak menyelesaikan panggilan nama Sari yang semula diucapkan berkali-kali. Pak Chandra masih merasa kuat, tidak mungkin muncrat duluan..“Pak, penismu.. “Ayo, Sar, cepetan!” lambainya penuh semangat.Lagi-lagi Sari menanggapinya dengan tertawa genit. Kontol bapak terlalu besar, jadi aku gampang keluar..”
Ujar Sari perlahan, sementara Pak Chandra masih terus menggenjotnya dalam posisi menungging.“Sudah, Pak.
>