Rianti setuju. Bokepindo “ Enak ya mas,” tanyanya. Tidak nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Ninik juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Rianti sambil cengar-cengir mengatakan tidak tahan, kebelet pipis. Melawan Rianti, bagiku tidak berat, tetapi melayani nafsu Ninik kecil aku agak kewalahan juga. Setelah dibersihkan , Ninik kembali mengoral penisku. “Seger banget, “ kataku. Mereka senang sekali bebas berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga stamina. Ninik terkagum-kagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yang tersedia. Beda sekali rasa tetek Rianti dengan Ninik. Sekarang inilah proses pemulangan Ninik ke orang tuanya di kampung. Muncul si kecil Ninik. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Aku memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dengan pentil yang masih kecil. Aku mentas dari bak mandi. Dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta, bus berangkat pukul 16.30 tepat. Bentuk itu tercetak jelas dibalik kaus pink. Tampaknya dia bepergian dengan seorang gadis kecil yang duduk di seberangnya., “Anaknyakah ?” batinku.
