Riley has a theory: all male professors are pushovers. This explains her abysmal attendance record and her short attention span in class. Bokepindo Watch Riley put her theory to work and see if Professor English really is just another pushover!
Kuusap dengan lembut bibir yang menggoda itu, lembut dan penuh kehangatan. Entah karena apa, tongkat pel itu terjatuh ke lantai. Dengan agak susah tanganku berusaha merayap ke sumber kehangatan itu. Sementara jari telunjukku dan tengah mulai beraksi di liang kemaluannya. aaghh..” Sambil menahan nafasnya, Badan Fei mengejang dengan dada menukik ke atas dan tangan meremas sofa kulit itu. “Ssrrpp.. “Udah.. Kucoba dorong dengan bantuan tanganku, tapi susah sekali masuknya sampai kemaluanku meleot-leot. ssrrpp..” kurasakan badan Fei bergetar keenakan. Ups, kemaluanku naik tinggi sekali, tampak sebagian pahanya yang mulus sekali, kakinya yang panjang putih bersih (tidak ada noda totol-totol sama sekali) dan betisnya yang aduhai. “Aahhk.. gede amat..!” kejutnya sambil digosok-gosokkan tangannya di batang kemaluanku yang sudah sejak tadi membengkak. Tiba-tiba klotak! croott..” kemaluanku pun muntah di dalam celana. gede amat..!” kejutnya sambil digosok-gosokkan tangannya di batang kemaluanku yang sudah sejak tadi membengkak. “Aahh.. Goyangan-goyangan pinggul kami berkejar-kejaran dengan deru degup jantungku. croot..” akhirnya kemaluanku mengeluarkan air mani, diarahkan kemaluanku menjauh dari tubuhnya. Sebelum kami menyudahi telepon, ia berkata, “Rie.. Kemudian dengan sigap tangannya mulai melepaskan celanaku dan menyelipkan tangannya di CD-ku, “Ihh..

