Kamu puas Pit?”
Pipit hanya mengangguk, “Mas Wahyu.., aku seperti di luar angkasa lho Mas.. Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Pipit.“Kamu gila Pit.. Bokepindo Dari dalam aku mendengar suara seperti memerintah kepada seseorang..“Pit.. Benar saja dengan “Ahh.. Seperti ingin tembus pandang saja niatku, ‘Pantatnya aduhai, jalannya serasi, lumayan deh..’ batinku.Tak seberapa lama Bu Murni keluar. Tak disangka, malah tangan Pipit meremas jariku. Pipit menyuruhnya memanggilkan ibunya.“Eh Ugi, Ibu sudah lama belum perginya? Ingin rasanya aku gendong tubuh Pipit untuk kurebahkan ke dipan, tapi urung karena Ugi yang tadi disuruh Pipit memanggil ibunya sudah datang kembali.Buru-buru kami melepas pelukan, merapikan baju, dan duduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Masak sih kurang lagi..” balas Pipit..Di situ aku mulai berani ngomong yang sedikit nakal, karena sepertinya Pipit tak terlalu kaku dan lugu layaknya gadis-gadis didesa. Selagi Ugi sedang menyusul ibunya, aku duduk-duduk di dipan tapi di dalam rumah. Yang ada tiba-tiba seorang gadis umur kira-kira 20 tahunan keluar dari rumah membawa gelas dan kendil air putih segar. Merasa tidak ada protes, langsung kukecup dan mengulum bibirnya.
>