kami hidup bahagia. kubantu mbak Dina mengobati lukanya. Bokepindo mengusapnya dengan spon yang berlumuran sabun. ia masih menangis. wajahnya nakal. ia hanya diam, kemudian kembali menciumku. kali ini ia berdiri didepanku. satu teriakan tak kuat keluar dari mulutnya.Vagina mbak Dina banjir oleh air maniku. lancar?” aku memulai obrolan.“lancar. aku tak tahan dengan godaan payudara mbak Dina.Aku bangun dan menindih tubuh mbak Dina. kamu hati-hati bawa mobilnya”istriku meninggalkanku. aku tak tahu harus berbuat apa. lidahku pun tak kalah lihai, memainkan puting mbak Dina.Dia terlihat sangat berhasrat. yang penting kita nggak ngapa-ngapain kan”“mbak, gimana si Ilham (nama dirahasiakan) sekolahnya? pintu kamar sudah tertutup rapat dan terkunci.Aku tak berani melihat wajah mbak Dina yang cantik. menghisap putingnya. dua buah testikel-ku pun dilumatnya. namun aku sangat peduli kepada kakak iparku yang satu ini. kan kamu libur. iya iya…oooh…iya iya, 15 menit saya sampe!”penggalan pembicaraan istriku dengan seseorang yang meneleponnya. dan mencucinya.hanya obrolan ringan dengan mbak Dina saat mencuci piring. senyumnya menggoda. aku salah tingkah.“mbak, jangan kayak gini mbak” kembali kutepis tangannya.namun mbak Dina makin makin liar.
