Atas kebijakan pimpinan aku selalu dikawal satpam jika hendak pulang. Lalu dengan sekali tarik Pak Marsan melepas handuk yang melilit di pinggangnya hingga ia juga telanjang bulat di depanku! Bokepindo Aku telah menikah setahun lebih. Setelah melalui birokrasi yang cukup memusingkan ditambah sogok sana sogok sini akhirnya aku bisa pindah di kantor pusat di Kota Padang. Tapi aku tak peduli yang penting gejolak nafsuku terpenuhi. Ouhhh lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku. Mungkin kalau disyuting lebih dahsyat dibanding goyang ngebornya si Inul yang terkenal itu. Ada beban biologis besar yang rasanya terlepas dari dalam diriku. Aku sama sekali tak mengharapkan balas budi seperti itu, tapi tentu saja aku sangat berterima kasih pada Pak Marsan karena aku pun kini dapat menikmatinya. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar hingga wajah Pak Marsan bebas menempel gundukan kemaluanku. Aku yakin telah mengalahkan pelacur yang manapun saat memberikan layanan kepada pelanggannya. Mungkin apa yang kubayangkan tadi benar!! Hujan tidak kunjung reda hingga aku selesai mandi, kulihat Pak Marsan masih duduk menikmati kopinya dan rokok kesukaannya di teras sambil menerawang hujan. Akhirnya aku tahu kalau yang mengantarku adalah Pak Sardjo, satpam yang biasanya masuk pagi.
