Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. Bokep indo Tanpa sadar penisku bereaksi. Tangannya menggapai kemaluanku yang sudah menegang dan membesar dari tadi. Kami berciuman kembali. Mulutnya berkicau terus, bertanya-tanya mengenai profesiku. Aku cium kening Mikha terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Angkat topi buat gerakan mahasiswa kita! Tapi dari tempatku berdiri, aku dapat melihat di dalam mini bus itu ada sepasang remaja berciuman. Saat hendak merebahkannya, setir mobil menghalang gerakan kami. Berusaha mencari informasi dan momen-momen penting yang mungkin akan terjadi. Aku terus menggoyang pantatku ke depan ke belakang, keatas kebawah dengan teratur sampai pada suatu saat. Baru kurasakan sekali ini lubang kemaluan bisa seperti ini. Jangan didiemin aja.”
“Gimana caranya?” Tanyanya polos. Bergabung dengan mereka. Tanganku memegang dadanya, meremasnya dari balik kaos tipis dan bhnya. Kantornya “x” (nama koranku), khan. Kantornya “x” (nama koranku), khan. Aku menyalakan tape mobilku. Di sana kami terdiam, mendengarkan ombak, begitu istilah Mikha tadi. Aku menjawabnya dengan senang hati. Tapi tadi katanya ngantuk?”
“Udah terbang bersama asap.” Katanya, tubuhnya doyong ke arahku, melingkarkan lengan ke bahuku, dadanya menempel di pangkal tangan kiriku. Mana lagi pantai di Jakarta ini. Aku keluarkan kartu persku, tergantung di leher.
