kalau itu sih iiiya Dik Budi” jawab Bu Tadi agak kikuk. Bokepindo Tiada kata-kata yang terucapkan, ciuman dan belaian kami yang berbicara.“Dik Budi, aku curiga, salah satu dari kami mandul. Biasanya kami mengelilingi rumah-rumah penduduk. Aku diam saja. Namun dalam perkimpoianku yang sudah berjalan dua tahun lebih, kami belum dikaruniai anak. Toh anak kami kan baru dua orang nantinya, dan pasti suamiku akan sayang sekali.Untukku sih memang seharusnya bapaknya sendiri yang mengurusnya. Aku kaget.“Awaas! Tetapi sampai pukul 23.00 dua orang temanku tidak muncul di pos perondaan. Setelah pintu ditutup kembali, kami langsung berpelukan dan berciuman untuk menyalurkan kerinduan kami dengan penuh gairah.Kami sangat menikmati kemesraan itu, karena memang sudah hampir satu bulan kami tidak mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Bu Tadi walaupun cemburu tapi dapat memakluminya.Keluarga Pak tadi sampai saat ini hanya mempunyai satu anak perempuan yang cantik. Sebelum Papa tadi mengeluh Rina belum hamil, aku memang sudah berniat untuk membuatkan Nia seorang adik. Karena dari samping rumahku dapat terlihat belakang rumah Bu Tadi, dengan mudah aku dapat menangkap tanda tersebut. Cuma bikin doang, giliran sudah jadi bocah orang lain dong yang ngurus”, katanya sambil merenggut manja.
