Pria itu membalas ciuman majikannya dengan ganas pula sambil meremas-remas payudaranya. Bokepindo Fiona menatapi tubuhnya yang berotot dengan kulit sawo matang itu, terlebih ketika Pak Misno melepaskan celana dalamnya, mata Fiona terpaku pada penis yang telah menegang sebesar pisang ambon itu. Mata pria itu seperti mau copot memperhatikan tubuh telanjang Fiona yang sempurna, putih mulus tak bercacat, buah dadanya kencang dan montok dengan perut rata, pada pangkal pahanya nampak rambut-rambut hitam yang lebat menutupi daerah itu. Tanpa malu-malu lagi, Fiona mulai menjilati penis yang digenggamnya itu, buah zakar hingga ujung penisnya tak luput dari sapuan lidahnya, sesekali benda itu dibelai dengan pipinya sampai pemiliknya melenguh keenakan. Fiona makin menekan-nekan tubuhnya seiring dengan orgasmenya yang hampir tiba. Di saat yang sama Fiona menerima pinjaman sebuah DVD porno dari salah seorang temannya. Fiona bahkan ingin mencoba berhubungan dengan orang-orang lower class lainnya yang baginya memberi sensasi tersendiri. Libidonya yang cukup tinggi yang belum sepenuhnya terpuaskan oleh Pak Dahlan melibatkannya dalam beberapa affair dengan oknum-oknum tertentu dalam lingkungan kerjanya seperti sutradara, fotografer, dan produser. “Boleh mulai sekarang saya panggil Ibu pake nama ?” tanyanya di dekat wajah Fiona. Fantasi liar itu masih saja membayanginya. Kepalanya maju-mundur mengemut penis hitam besar itu sambil tangan satunya
