Pipit masih saja memandangku tak berkedip. Begitu masuk, Ugi yang ternyata sendirian berkata seperti pembawa pesan. Bokep indo Pipit.. Air kendil seger lho..” begitu dia menyapaku. Kok nggak ada lesung pipitnya..” kataku ngeledek. Kasihan sekali gue..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Tak disangka, malah tangan Pipit meremas jariku. Masih sambil senyum dia balik kanan untuk masuk kembali ke dalam rumahnya. Tapi terus meng-erat lagi, erat lagi.. Luar biasa benar kamu Mas..” bisiknya.. Aku duduk saja di depan rumahnya yang sejuk, karena kebetulan ada seperti dipan dari bambu dihalaman di bawah pohon jambu. Aku dekatkan bibirku hingga menyentuh bibirnya. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju. Ugi juga mau ke sana mau main banyak teman. Iri sekali rasanya kalau aku tak sempat keluar orgasme, kuangkat mukaku, kupegang penisku, kuhujam ke vaginanya. Aku masih berjuang untuk hal itu hingga detik ini. Aku mendorong mengarahkannya ke dipan untuk kemudian merebahkannya dengan masih berpelukan. Tapi terus meng-erat lagi, erat lagi.. Apalagi tanpa basa-basi tonjolan di bawah perutku sesekali aku sengaja kubenturkan kira-kira ditengah selangkangannya.
