Namun dia tak sendiri. Suasananya sepi-sepi saja. Bokepindo “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Apalagi sampai jatuh cinta. “Iya, Tante. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.“Lidya..”Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah.Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul.
>
Kakak Tiri “apa Yang Kau Lakukan Di Sini? Aku Sedang Telanjang!” S18:e2
Related videos














