Mike meets up with Emma, his latest and hottest lady friend he met on a dating app. The young blonde agrees to ride with Mike in his sweet car, and the two hit it off instantly. Bokepindo Soon, they find themselves chilling in his place. As they start talking about their lives, Mike tells Emma that he works shooting porn. Emma is surprised: that is exactly why she moved to the city. She is hot and bodacious, and she knows she has what it takes to become a pornstar. And what better way to prove it to Mike than fucking him? The beautiful chick makes an art of sucking her date’s cock, devouring it with lust and talent. Naughty and provocative, she also makes time to show off her luscious figure and juicy ass to the camera. Mike is absolutely turned on by his lady friend, so he drills her pussy like a horny fucker. They can have dinner later once her cunt is stuffed.
Kali ini bisa kurasakan Tongkolku menempel dengan Memeknya, aku pun mulai menggesek-gesekannya perlahan-lahan, lalu semakin cepat, semakin cepat. Sesudah kejadian itu, dia masih bisa memberikan senyum kepada penjaga toko tapi Tak kepadaku. Ayunan Tongkolku semakin cepat dan kulihat Buah dadanya bergoyang-goyang dibalik kaos putihnya. Aku mernarik kaos putihnya keatas sehingga Buah dadanya yang indah dan sedang bergoyang-goyang itu dapat kulihat seutuhnya. Anggi sekarang agak berubah, badannya sekarang lebih langsing, rambut panjang tapi tingginya Tak terlalu tinggi hanya sekitar 159cm. Hal itu membuat aku sedikit tahu bagain-bagian tubuh mana yang mudah terangsang saat melakukan hubungan seks.“Aaaaargh… Aaaargh….”, dia mulai mengerang lirih saat aku memainkan klistorisnya. Aku semakin mengangkat kaki kirinya lebih tinggi lagi dan membuka kaki kanannya sehingga aku lebih leluasa untuk memasukkannya. Kutunggu-tunggu Tak ada cairan hangat yang keluar hanya terdengar suara erangannya yang begitu lemah, kulanjutkan niatku untuk menjilat lubang vaginanya yang masih sempit itu, sambil berusaha memasukan lidahku ke dalam lubang vaginanya, dia kembali mengerang kali ini semakin keras.“Aaaaah… Aaaaah… Aaaaaah… haaah” mendengarnya Tongkolku semakin mengeras, semakin menegang.

