Duduk tepat didepan tangan Indah sudah mulai merapat dengan tubuhku. Bokepindo Rasanya ada sesuatu yg hilang, tapi entah apa itu. “Kamu sudah makan Zainal? emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku
“Sudah jam berapa ini? Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau mengunjungi istri dan anaknya di Jakarta”, jawabnya pelan. Berbaring nyaman, tubuh Indah mulai bergoyang seirama dengan gerakanku. Sementara itu Indah melepas pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yg dilanjutkannya dengan pertanyaan. Hampir jam 3 sore tahu!”, tanyanya yg kemudian dijawabnya sendiri dengan menunjuk jam tangannya. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. “Kamu jangan macam-macam, Zainal!”, ancamnya padaku yg lagi menikmati rokok. Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. “Oh ya Zainal, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tdk mengganggumu.
