Akhirnya Cinta harus membesarkan hati sang ‘klien’ ketika ia meminta ronde kedua, namun tak kunjung mampu melakukannya. Bokep indo Tak ada salahnya ia bertemu dengan Om Ridwan untuk sekedar ngobrol. Cinta dengan santainya berjalan melewati pasangan tersebut. “Cinta udah makan Om, makasi”. “Kalau seperti ini sih, Om bakal gampang ngomong ke temen Om, gak perlu waktu lama deh kamu buat lulus Ta”. saat itu terjadi diantara mereka ada yang melempar senyuman, ada pula yang langsung tertunduk malu. Untuk laki-laki berusia diatas kepala lima Om Ridwan mungkin tidaklah tampan, namun berkarisma. Om Ridwan terlihat begitu tenang mengikuti segala kemauannya. “Oh dikit lagi wisuda dong?”. Rupanya malam itu suasana cukup ramai, tidak seperti hari-hari biasa. Dimata Cinta yang utama adalah si ‘klien’ bisa memenuhi standar harga yang ditetapkannya, itu saja.“Kamu tunggu sebentar, biar Om nyelesaiin administrasinya dulu”. Cinta sudah terbiasa menginap di rumah Felisia, demikian pula sebaliknya. Pembicaraan awal menuju ke sebuah pembicaraan inti. Cinta juga menerapkan standar yang tinggi untuk kekasih yang boleh menikmati kehangatan tubuhnya. Cinta membatin.“…Dia cerita semuanya tapi Om gak bilang kalo Om itu kenal sama kamu.
